English | Bahasa Indonesia

Detail Berita

Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi Membangun Masa Depan Unggul Sulbar

17 Jan 2024 - 01:58 WITA · 17 Jan 2024 - 10:01 WITA · PUBLIC RELATION · 603

15 Januari 2024, Mamuju - Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi di Sulawesi Barat (Sulbar) mengambil langkah konkret dalam mendukung pengembangan potensi daerah, 15-16 Januari 2024. Melibatkan lima Perguruan Tinggi Vokasi terkemuka, seperti PNUP, Politani, Polibos, Politeknik Bombana, dan Fakultas Vokasi Universitas Hasanuddin (FV Unhas), konsorsium ini bertekad mewujudkan inovasi berbasis potensi daerah.

Acara pembukaan dihadiri oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulbar, H. Andi Farid Amri, S.Sos. MM., yang secara resmi membuka kegiatan ini. Dalam sambutannya, Andi Farid Amri menyampaikan harapannya terhadap pemikiran dan wawasan dari berbagai pihak dalam mengidentifikasi potensi dan unggulan Sulbar, terutama dalam aspek industri, keahlian, dan SDM.

Tim mitra dudi Heddy R Agah, Ph.D. dan Dharma Aryani, S.T., M.T.,Ph.D. memberikan arahan kepada tim, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam merencanakan pengembangan keahlian ke depan. 

Ketua Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi, Dr. Eng. Baso Nasrullah, S.ST., M.T., menjelaskan bahwa dokumen perencanaan tenaga kerja dan inovasi yang akan disusun nantinya akan menjadi panduan utama dalam merencanakan pembangunan di Sulbar dan pengembangan pendidikan vokasi. "Dokumen workforce and innovation planning ini akan menjadi policy brief yang bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai rujukan," kata Baso Nasrullah.

Penyusunan dokumen tersebut akan menggunakan metode foresight, sebuah metode untuk membentuk masa depan. Menurutnya, Sulbar memiliki kekayaan sumber daya alam yang perlu dieksplorasi, dan analisis akan memperhitungkan potensi eksploitasi sumber daya alam tersebut dan dampaknya terhadap kebutuhan tenaga kerja.

"Dalam FGD ini, tujuan utamanya adalah mengidentifikasi potensi unggulan daerah, dan diharapkan dapat menghasilkan perencanaan tenaga kerja berbasis pada kebutuhan dan potensi lokal," tambahnya.

Pentingnya memahami struktur ekonomi Sulbar juga disoroti oleh Baso Nasrullah. Identifikasi sektor-sektor utama seperti pertanian, industri pengolahan, perdagangan, dan pariwisata di Sulbar akan mempengaruhi kebutuhan tenaga kerja. Demografi dan kondisi sosial juga perlu diperhatikan, termasuk pertumbuhan penduduk, struktur usia, dan tingkat urbanisasi.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Sulbar, Andi Farid Amri, menekankan bahwa pemahaman yang lebih baik tentang potensi ini akan membantu merencanakan pengembangan keahlian ke depan. Ia juga menyoroti perlunya memperkuat sektor-sektor unggulan di Sulbar, seperti pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, pariwisata, dan ekonomi kreatif.

Pada akhirnya, upaya bersama harus dilakukan untuk mengatasi keterbatasan akses pendidikan dan pelatihan, peralatan usaha, dan lapangan kerja yang layak. Masyarakat perlu didorong untuk melihat lebih luas potensi sektor pertanian dan perikanan, dan mendukung anak-anaknya untuk merantau guna mengejar peluang pendidikan dan pekerjaan. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga perlu mendapat perhatian agar dapat terus berkembang menjadi pilar utama perekonomian Sulbar.