English | Bahasa Indonesia

Detail Berita

Menjadi Awardee IISMAVO, Mahasiswa PNUP Belajar di Industri Taiwan

25 Dec 2022 - 19:10 WITA · PUBLIC RELATION · 939

Putu Herdy Kurniawan, atau yang akrab disapa Putu, merupakan mahasiswa program studi D4 Teknik Mekatronika, Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP). Di bawah bimbingan dosennya, Sitti Sahriana, S.S., M.App.Ling., Ia berhasil meraih beasiswa Kemendikbudristek untuk belajar selama satu semester di kampus dan Industri di Taiwan. Program Indonesian International Mobility Awards edisi Vokasi (IISMAVO) merupakan inisiasi Kemendikbudristek yang bekerja sama dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Saat ditanya mengenai motivasinya mengikuti program IISMAVO, ia mengatakan bahwa ia tertarik untuk kembali menimba ilmu di luar negeri serta belajar Bahasa Mandarin. Apalagi program IISMAVO ini menitikberatkan pada pengalaman di industri luar negeri. Ini tentu sangat menarik ungkapnya.

Pendidikan di Taiwan

Saat ini Putu sedang belajar di Asia University, salah satu kampus ternama yang terletak di Kota Taichung, Taiwan. Di bawah bimbingan Profesor Hsueh-Ting Chu ia tengah menyelesaikan proyek dan laporan akhir mengenai Deep Learning. Atas bantuan Profesornya, ia juga mendapat kesempatan untuk mengunjungi holding perusahaan bernama TISM (Taiwan Intelligence Smart Manufacturing), produsen mesin pembuat sepatu terkenal seperti Adidas, Nike, dan lain-lain. Perusahaan tersebut adalah Yu Ming Group, Yufa Co. Ltd, Pumma, dan Minz. Produk-produk mereka banyak digunakan di China, Vietnam, Thailand, India, dan Indonesia. Ia bertemu banyak CEO dan para pemimpin perusahaan dan belajar banyak mengenai industri sepatu global terkini.

 

Di Asia University ia belajar Machine Learning, Deep Learning, dan juga Bahasa Mandarin. Ia menyampaikan bahwa kendala yang dialaminya selama belajar di Taiwan yaitu Bahasa Mandarin Taiwan yang cukup sulit untuk dikuasai.

“Tantangan terbesar yang saya hadapi di sini adalah komunikasi dalam bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin Taiwan cukup sulit karena menggunakan karakter tradisional, namun saya tidak menyerah untuk terus belajar dan belajar. Bahasa Mandarin cukup penting untuk dipelajari karena memiliki penutur terbanyak selain Bahasa Inggris. Mampu berbahasa Mandarin akan menjadi nilai tersendiri.” Ucapnya.

Banyak Pelajaran yang Dapat Diambil dari Taiwan

Hal yang menarik dari Taiwan adalah luasnya hanya kurang lebih seperti luas wilayah Provinsi Jawa Barat. Dengan penduduk hanya ±23 juta atau kurang dari 1/10 penduduk Indonesia, Taiwan mampu menghasilkan produk domestik bruto (PDB) hampir seperti Indonesia. Itu berarti PDB per kapita Taiwan hampir 8 kali lebih besar dari Indonesia.

Taiwan memiliki atmosfer industri yang cukup baik, regulasi yang baik, serta situasi politik yang lebih baik dari Indonesia. Hal tersebut berperan penting untuk membuat iklim investasi yang baik sehingga menarik minat investor yang tentunya berujung pada meningkatnya aliran foreign direct investment (FDI).

Tingkat kriminal di Taiwan cukup rendah karena daya beli yang cukup tinggi. Tidak hanya itu, Putu juga mengatakan bahwa orang Taiwan sangat peduli dengan lingkungannya.

“Selain belajar di kampus, saya juga sering jalan-jalan baik di desa, di kota, maupun tujuan wisata. Saya sudah mengunjungi Taipei, Kaohsiung, Hualien, Qing Jing Farm, dan danau bulan-matahari (Sun Moon Lake) di Nantou. Sangat indah, saya belum pernah melihat danau seindah itu sebelumnya. Mereka mengelola danaunya dengan sangat baik. Saya juga merasa tidak pernah melihat sampah berserakan di Taiwan, mereka mengelola sampah mereka dengan baik. Juga mengenai ketahanan pangan (food securities), saya melihat di desa ada sawah, di pinggir jalan tol, di dekat kampus, di banyak tempat, dimana-mana ada sawah dan ladang. Walaupun wilayah mereka tidak seluas Indonesia, mereka tetap menjaga lahan-lahan produksi pangan, sehingga Taiwan memiliki ketahanan pangan yang baik. Saya kira sangat penting bagi negara agraris seperti Indonesia untuk mempelajari teknologi agrikultur mereka.” Tutur Putu.

Ia sangat senang dapat belajar banyak di Taiwan. Bagi dia belajar tak pernah ada akhirnya. satu Semester di Taiwan tentu tak cukup.

“Banyak hal yang dapat saya sampaikan mengenai pengalaman dan kehidupan saya selama berada di Taiwan, namun tentu tidak cukup jika hanya dituangkan dalam kata-kata untuk artikel ini.”